Minggu, 04 November 2012

Tata Cara Puasa


Memahami tata cara puasa


Pembelajaran Riwayat.net-
A. Hal-hal yang berkaitan dengan Puasa
1. Pengertian Puasa
Puasa menurut lugat (bahasa) artinya menahan. Sedangakan puasa menurut istilah adalah menahan diri dari makan dan minum serta dari segala hal – hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah swt.
Firman Allah swt.
وَكُلُوْا وَشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلاَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلاَسْوَدِ مِنَ اْلفَجْرِثُمَّ أَتِمُّوْا الصِيَامُ اِلَى الَّيْلِ... (البقره:187)
artinya :
’’Makanlah dan minumlah kamu, hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam , yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.’’ (QS Al-Baqarah:187)
2. Syarat-syarat puasa
a. Syarat wajib berpuasa
Seorang muslim diwajibkan puasa apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1). berakal sehat : bagi orang gila tidak wajib berpuasa
2). balig : anak-anak dibawah umur tidak wajib berpuasa
3). mampu berpuasa : kuat untuk berpuasa baik secara fisik dan mental
b. syarat-syarat sah berpuasa adalah
1) Islam
2) Mumayyiz (orang yang dapat membedakan yang baik dan buruk)
3) Suci dari haid dan nifas
4) Masuknya waktu puasa, tidak diperbolehkan berpuasa pada hari yang diharamkan berpuasa.
3. Rukun Puasa
Rukun adalah perbuatan ibadah yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Apabila ditinggalkan maka ibadahnya tidak sah atau batal. Adapun yang termasuk rukun puasa adalah:
a. Niat .
b. Imsak (menahan dari segala yang membatalkan puasa itu)     
4. Hal-hal yang dapat membatalkan puasa itu adalah:
a. Makan dan minum dengan sengaja
b. Bersetubuh disiang hari bulan Ramadhan
c. Muntah dengan sengaja
d. Datang haid dan nifas
e. Hilang ingatan atau gila
f. Keluar mani dengan disengaja
5. Hal-hal yang dapat merusak pahala puasa adalah sebagai berikut:
a. Menfitnah atau mencela
b. Menipu, mencuri dan berdusta
c. Menggunjing dan marah
d. Mendengarkan cerita bohong dan keji
e. Memandang wanita dengan syahwat
B. Puasa Wajib
1. Pengertian Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa yang harus dilakukan oleh setiap oarang Islam yang mukalaf (sudah baligh,berakal sehat) dan mampu melaksanakan puasa, apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila ditinggalakan mendapat dosa.
2. Macam-macam puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan ialah puasa sebulan penuh yang wajib dilaksnakan oleh umat Islam di bulan ramdhan. Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada tahun ke 2 Hijriah dengan turunnya wahyu Allah swt sbb:
ياَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (البقرة:183)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajikan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”(al-baqarah:183)
Bulan Ramadhan itu adalah bulan yang mulia, bulan diturunkannya al-Quran, bulan Qiyamul Laili, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang.pada bulan ini umat Islam diwajibkan berpuasa beberapa hari yang berbilang maksudnya menurut jumlah hari dalam bulan Ramdhan (29 atau 30 hari).
b. Puasa Nazar
Nazar artinya janji seseorang tentang kebaikkan yang asalnya tidak wajib menurut syara’ tetapi setelah dinazarkan menjadi wajib.
Puasa Nazar adalah puasa yang dijanjikan untuk dilakukan oleh seseorang yang bernazar. Jika orang yang bernazar itu terkabul permohonannya maka puasa hukumnya wajib.
Contoh bila sembuh dari sakit, ia akan berpuasa selama tiga hari, maka ia wajib berpuasa sesuai dengan nazarnya.
Sabda Rasulullah saw.
مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيْعَ اللهَ فَلْيُطِعْهُ (رواه البخارى)
Artinya:
“Barang siapa yang bernazar utuk mentaati Allah, maka hendaklah ia kerjakan. (HR. Bukhari)
c. Puasa Kifarat
Puasa Kifarat ialah puasa untuk menembus dosa (sebagai denda) karena melakukan sesuatu yang dilarang agama, seperti orang yang sedang berpuasa melakukan senggama disiang hari pada bulan Ramadhan, maka dendanya
      - Berpuasa selama dua bulan berturut-turut
- Jika tidak mampu, hendaklah ia memerdekan budak
- Jika tidak mampu, maka ia harus memberi makan fakir miskin sebanyak 60 orang fakir miskin.
Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، أَنْ رَجُلاًفِى رَمَضَانَ فَأَمَرَهُ رَسُوْلَ اللهِ ص.م. أَنْ يُكَفِّرَ نِعِتْقِ رَقَبَةٍ أَوْ صِيَامِ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ أَوْ إِطْعَامَ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنَا (رواه مسلم)
Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata,”Seorang laki-laki berpuasa dibulan Ramdhan, maka Rasulullah saw. menyuruhnya membayar kifarat dengan memerdekakan seorang budak atau berpuasa selama dua bulan berturut-turut atau memberi makan orang miskin sebanyak 60 orang.”(HR.Muslim)
3. Mempraktekkan puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
1) Niat, dilakukan malam hari paling lambat sebelum terbit fajar(imsak)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضَ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya:
“Saya niat puasa Ramadhan esok hari untuk menunaikan kewajiban dibulan Ramadhan tahun fardhu karena Allah ta’ala.”
1) Jika telah masuk imsak tidak boleh lagi melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa sampai waktu magrib.
2) Orang yang berpuasa hendaklah segra berbuka, walaupun hanya dengan seteguk air.
3) Malam harinya boleh makan dan minum seperti biasa asal jangan berlebih lebihan.
b. Puasa Nazar
Pada dasarnya sama dengan puasa Ramadan, hanya niatanya sbb.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِنَذَرٍ فَرْضَا ِللهِ تَعَالَى
Artinya:
“saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan nazar( dalam hati menyebut nazarnya) farda karena Allah.”
c. Puasa kifarat
Puasa kifarat pelaksanaannya sama dengan puasa wajib, hanya saja niatnya berbeda. Contoh seseorang bersumpah: “demi Allah saya tidak akan memakai sepatu merah itu, karena membuat kakiu sakit.”tetapi pada suatu saat, ia memakai sepatu itu, maka ia berarti melanggar sumpah. Oleh sebab itu, ia wajib berpuasa kifarat 3 hari. Boleh dilaksanakan kapan saja asalkan tidak pada hari-hari yang diharamkan berpuasa, niatnya adalah:
نوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِكَفَارَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya:
“Saya niat puasa esok untuk melaksanakan kifarat (dalam hati menyebut puasa kifaratnya ) fardu karena Allah ta’ala.
4. Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa
Adapun orang-orang yang diperbolehkan tidak berpuasa dibulan Ramadhan ialah sbb.
a. Orang sakit yang tidak kuat berpuasa, maka ia boleh tidak berpuasa tetapi wajib membayar dihari lain sebanyak hari yang ditinggalkannya apabila sudah sembuh.
b. Musafir dengan jarak tempuh lebih kurang 80,640 km.boleh tidak berpuasa tetapi wajib membayar pada hari yang lain.
firman Allah :
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ...(البقرة 184)
Artinya:
“maka barang siapa diantara kamu sakit atau sedang bepergian jauh, maka wajiblah ia berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.”(al-baqarah:184)
c. Wanita yang hamil atau menyusui. Ia boleh tidak berpuasa, bila khawatir terhadap dirinya dan anaknya, sama dengan orang sakit,(mengqadha saja) akan tetapi ia takut terjadi mudharat terhadap anaknya saja (keguguran atau kurang susu) maka iawajib mengqadha dan membayar fidyah.
d. Orang yang lanjut usia, Yang tidak kuat berpuasa, atau orang yang sakit berkepanjangan, tidak ada harapan sembuh lagi, maka dengannya boleh mengganti dengan fidiyah, yaitu memberi makan seorang fakir atau miskin setiap hari dengan ¾ liter Beras (makanan pokok).
5. Fungsi puasa dalam kehidupan
a. Sebagai wujud rasa syukur kepada Allah swt. karena semua ibadah mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmatNya yang tidak terbatas.
b. Sebagai latihan pengabdian diri, disamping melatih diri dari makan dan minum juga melatih untuk sabar, mengendalikan diri dari hal-hal yang telarang.
c. Sebagai latihan disiplin, kejujuran dan percaya diri. Dengan berpuasa kita dilatih untuk dapat menahan diri dari makan dan minum serta apasaja yang merusak puasa dalam waktu yang ditentukan.
d. Memelihara kesehatan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. Artinya” berpuasalah kamu niscaya kamu akan sehat.”
e. Sebagai pendidikan yaitu dengan berpuasa akan menumbuhkan sifat penyantun dan kasih sayang terhadap sesama terutama terhadap fakir miskin.
C. PUASA SUNAT
1. Penegertian Puasa Sunat
Puasa sunat adalah puasa yang dilaksanakan diluar puasa wajib,disebut juga dengan puasa nawafil.
Seutama-utama puasa sunat bagi yang ingin memperbanyak puasa ialah berpuasa satu hari dan berbuka satu hari demikianlah puasa nabi Daud. Inilah puasa yang lebih utama kita kerjakan. Dan tiadalah dihalalkan bagi seseorang berpuasa lebih dari itu.
2. Macam-macam puasa sunat
a. Puasa 6 hari dibulan Syawal
1) Pengertian puasa syawal
Puasa Syawal adalah puasa sunat yang dikerjakan sesudah puasa Ramadhan yaitu dibulan Syawal selama 6 hari.Puasa ini lazim disebut dengan puasa enam
2) Dalil tentang puasa enam adalah HR.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالِ فَذَ لِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ
Artinya:
“ Barangsiapa yang berpuasa ramadhan,kemudian diikuti dengan enam hari dibulan Syawal,maka itulah puasa sepanjang masa.
Dikatakan puasa Ramadhan dan puasa enam sebagai puasa sepanjang masa adalah karena sesuatu kebajikan dibalas dengan sepuluh ganda. Maka puasa Ramadhan (yang 29/30) disamakan dengan 10 bulan dan puasa enam dibulan syawal itu,disamakan dengan puasa 2 bulan. Jadi dengan kita berpuasa 5satu bulan Ramadhan dan ditambah enam hari dibulan Syawal,seakan-akan telah mengerjakan puasa setahun penuh. Inilah sebabnya dinamakan puasa sepanjang tahun.
3) Waktu pelaksanaan puasa Syawal
· Mengerjakan terus sesudah hari raya,dengan beriring-iring
· Mengerjakan beriring-iring atau bercerai-cerai didalam bulan Syawal
· Sebelum hari putih (10,11,12),dari 3 hari putih (13,14,15),atau 3 hari sesudah hari putih (16,17,18).
4) Faedah mengerjakan puasa enam
- Menyempurnakan puasa sepanjang masa
- Puasa enam semisal sunat rawatib sesudah shalat fardhu,untuk menyempurnakan kekurangan yang terjadi pada puasa fardhu,karena fardhu itu dapat ditambal kekurangannya pada hari kiamat.
- Mengulangi puasa sesudah puasa Ramadhan tanda diterimanya puasa dibulan ramadhan
- Sebagi rasa syukur yang telah Allah berikan karena adanya bulan Ramadhan
- Amalan yang kita kerjakan dibulan Ramadhan tidak terhenti setelah berlalunya bulan Ramadhan.
b. Puasa dihari-hari pertama dibulan Dzulhijjah dan hari ‘arafah
1) Pengertian Puasa ‘Arafah
Puasa ‘arafah ialah puasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah (sebelum hari raya),dan yang paling utama yaitu pada tanggal 9 dzulhijjah di hari jamaah hajji berkumpul di’Arafah.
Hari ‘Arafah adalah hari yang ke sembilan dibulan Dzulhijjah, dinamakan dengan hari ‘Arafah karena para haji pada waktu itu mengerjakan wukuf di ‘Arafah.Selain dari itu ada yang menjelaskan bahwa disebut dengan hari ‘Arafah adalah karena nabi Ibrahim mula-mula bermimpi menyemblih anaknya pada tanggal 8 Dzulhijah . Lantas pada pagi harinya beliau berfikir,Apakah ini benar-benar wahyu Allah atau hanya sekedar mimpi,maka pada tanggal 8 itu disebut dengan hari Tarwijah .
Pada tanggal 9 beliau bermimpi lagi seperti itu, barulah beliau yakin bahwa ini benar-benar wahyu dari Allah, oleh sebab itu pada hari ke 9 itu disebut dengan hari ‘Arafah. Pada hari itu pulalah Allah menurunkan wahyu yang terakhir kepada Rasulullah saw. Qs. Al-Maidah ayat 3.
2) Dalil-tentang puasa ‘Arafah
صَوْمَ يَوْمٍ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَا ضِيَّةً وَمُسْتَقْبِلَةً
Artinya:
“Puasa hari ‘Arafah menutup dosa dua tahun, tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang.”
c. Puasa pada hari Senin dan Kamis serta di hari-hari putih
1) Sebab-sebab kita disunatkan berpuasa setiap Senin dan Kamis
· Dikemukakam amalan kita pada hari Senin dan Kamis
تُعْرَضُ اْلاَعْمَالُ كُلَّ اثْنَيْنِ وَخَمِيْسِ فَأُحِبُّ اَنْ يُعْرَضُ عَمَلِى وَاَنَا صَائِمٌ
Artinya:
“Dikemukakan amalan-amalan kita setiap hari Senin dan Kamis,karena itu aku sangat suka dikemukakan amalan-amalanku(pada tiap-tiap senin dan Kamis) sedang aku berpuasa.”
· Sebab pada hari itu Rasulullah dilahirkan
· Rasulullah dibangkitkan (diangkat menjadi rasul)
· Diturunkannnya Al-Quran
ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدَتْ فِيْهِ وَبُعِثْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ
Artinya:
“ Itulah hari yang padanya dilahirkan aku, dan padanya dibangkitkan aku, dan padanya diturunkan al-Quran kepadaku.”
3. Praktek puasa sunat.
Melaksanakan puasa sunat sama dengan melaksanakan puasa wajib. Hanya saja niat puasa wajib harus dilakukan pada malam hari, sedangkan niat puasa sunat, boleh dilakukan pada pagi hari hingga Zuhur, asalkan ia belum makan atau minum,dan kalau memang belum berniat pada malam harinya.

2 komentar: